Betapa banyak contoh di sekitar kita, bahwa orang tua bangga
sekali dengan prestasi akademik anak anaknya. Pdahal, si anak tumbuh jadi
pribadi yang kurang bisa bergaul, sombobg atau egois di lingkungan sekolah.
Sebaiknya, ada anak-anak yang memiliki
kecerdasan moral, intrapersonal atau interpersonal yang baik justru hanya di
pandang sebelah mata, karena nilai akademiknya tergolong biasa biasa saja.
Adilkah penilaian ini?
Dimasyarakat kita, sayangnya, pola pikir dan sistem pendidikan
yang ada masih seperti itu. Seseorang dianggap akan memiliki masa depan cerah
adalah yang ber-IQ super tinggi. Sementara kecerdasan EQ dan SQ yang hampir pasti uncountable tidak ada nilainya di
sekolah, bahkan diabaikan rewradnya.
Ditegaskan Dra. Tiwin Herman, M. Psi, Direktur Eksekutif Psiko utama ini, kecerdasan
pengetahuan dan keahlian hanya berperan 20% dalam menentukan kesuksesan
seseorang. Dalam spikologi pengetahuan dan keahlian bagaikan puncak gunung es
dalam diri seseorang. Memang IQ dibutuhkan untuk berhasil, tapi tidak cukup
untuk menunjang keberhasilan.
Pasalnya, pengetahuan dan keahlian tidak akan berdampak
besar tanpa di imbangi motivasi, keinginan, hasrat, konsep diri, dan
kepribadian yang kesemuanya biasa di sebut kecerdasan emoasi (EQ). Sedangkan
kecerdasan spiritual juga berguna sekali dalam kemampuan seseorang memilah
nila-nilai baik yang bersumber dari tuhan pada kehidupanya. Diketahui, Agama
menanamkan nilai-nilai baik dalam menjalani kehidupan.
Kembangkan Potensi
Anak
Senada dengan pemikiran Dra.Tiwin Herman, M.Psi, pakar
pendidikan Dra.Henny Supolo, MA juga berpedapat, bahwa ukuran kecerdasan IQ,EQ
dan SQ sangat berperan dalam kehidupan seseorang. Saya tidak suka memilah milah
ketiga kecerdasan itu, karena dalam kehidupan kesemua itu memiliki peran yang
sangat penting.
Kecerdasan pengetahuan dan keahlian berperan dalam bidang
akademik. Sementara kecerdasan emosi sangat di butuhkan untuk mengenal diri dan
lingkungan sehingga jadi mudah beradaptasi dan kerjasama dalam komunitasnya.
Begitu juga kecerdasan spiritual. Dengan kecerdasn spiritual yang baik,
seseorang akan dapat menentukan mana yang baik dan mana yang tidak dalam kehidupan
bersama lingkunganya. Jika sudah begitu, ia akan mudah di terima dalam
komunitas yang baik.
Jika seseorang memiliki pengenalan diri dan lingkungan yang
baik, ia akan menggunakanya secara maksimal. Contohnya di dunia kerja.
Pengetahuan dan keahlian tidak dapat
berdiri sendiri dalam mencapai kesuksesan tanpa kecerdasan dan emosi serta
spiritual. Dengan menggabungkan ketiga kecerdasan ini, seseorang dapat menjadi
pribadi yang lebih baik di lingkungan kerjanya. Selain potensi pribadi
berkembang, ia juga lebih di sukai di lingkungan kerja. Hasilnya, potensinya
akan berkembang dengan baik.
Jika selama ini potensi sumber daya manusia di Indonesia masih
belum maksimal, Henny mengakui, itu sebagai kegagalan dunia pendidikan kita.
Kegagalan dalam dunia pendidikan, yakni, ketika pendidik tidak bisa
mengembangkan potensi yang ada pada anak, padahal sudah pasti setiap anak punya
potensi.
Hal ini ditandai dengan ditemuinya banyak khasus dimana anak
pintar, tetapi sulit bergaul. Untuk tipe anak seperti ini, disarankanya, agar
ia di beri waktu khusus untuk beradaptasi terlebih dulu di lingkunganya yang
mungkin asing baginya. Tidak dapat di abaikan kalau faktor kenyamanan memegang peranan penting dalam
mengekplorasi potensi yang dimiliki seorang anak. Disini seharusnya guru
berperan. Seorang guru sangat berperan untuk mengenali pribadi masing-masing
anak.
Cetak SDM Tangguh
Tidak hanya bermanfaat untuk jangka pendek, pemenuhan IQ, EQ
danSQ terbukti berperan penting dalam mencetak sumber daya manusia yang kreatif,
inovatif, dan tangguh di segala cuaca. Pada dasarnya, untuk sukses berinteraksi
dengan orang lain di tuntut kemampuan pengambilan keputusan dengan cepat.
Memiliki daya analisa serta daya tangkap yang tepat dan cepat. Kecerdasan
intelegensia (IQ) harus di lengkapi denga kecerdasan emosional (EQ) berupa
motivasi, interaksi dan komunikasi yang dapat membantu seseorang memberikan
servis terbaik.
Lemahnya tingkat kecerasan emosional lulusan sekolah
menyebabkan banyak produsen atau pengusaha membuang dana cukup besar untuk
mengikuti stafnya dalam pelatihan EQ. di dunia jasa ( service), misalnya,
ternyata sangat sulit mengajarkan orang tersenyum atau meminta maaf secara
tulus. Meski masalah ini sepele, jika tidak di biasakan sejak kecil, rasanya
akan sulit mempraktekanya setelah dewasa.
Begitu juga pentingnya kecerdasan spiritual (SQ). Tak ada
yang memungkiri brand image seseorang
sangat di tentukan oleh karakter yang di bentuk dari (SQ), seperti etika,
kejujuran dan integritas. Aspek kejujuran adalah kunci berbisnis. Jangan
biarkan anak terbiasa berbohong sejak kecil. Sebab itu akan menjadi modal buruk
mereka dalam berinteraksi kelak.
Ia juga mengajak orang tua untuk memberi keteladanan yang
baik kepada putra putrinya dengan mengajarkan hal hal yang bersipat manner atau etika kesopanan keramahan
dengan kata-kata magic, seperti,
tolong, maaf, atau terimakasih saat berinteraksi dengan orang lain. Sementara
untuk mencetak generasi ideal, Yuliana mengimbau agar system pendidikan di ubah
sesuai kebutuhan SDM di masa datang.
Teladan Orang Tua
Pentingnya peran orang tua dalam menggali potensi anak ada
benarnya. Memberi keteladanan dari contoh yang baik dapat membentuk karakter
terpuji pada seorang anak. Contohnya, bagaimana anak mau belajar jika melihat
orangtuanya asik nonton televisi pada jam anak belajar. Atau bagaimana anak tak
terbiasa berbohong jika sering kali tanpa sadar orang tua mencontohkan itu di
depan matanya. Orang tua mungkin tak menyadari contoh-contoh sederhana ini bisa
berdampak negatif bagi hidup anak kelak.
Demikianlah artikel tentang Agar Anak Cerdas Dan Sukse Dengan Memiliki IQ,EQ Dan SQ, semoga
bermanfaat bagi anda yang membacanya.
=SEKIAN DAN TERIMAKASIH-
0 komentar:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung di blog ini,berkomentarlah dengan sopan.