Terkadang lupa akan sesuatu yang kelihatan remeh seperti
ketinggalan kunci atau dompet disnggsp tidak meresahkan. Tetapi bila terjadinya
berulang-ulang lama-lama bikin resah juga, bayangkan sudah makan di restoran
dompet ketinggalan di kantor. Atau ada acara penting tetapi baru ingat setelah
acara sudah lewat satu hari. Sudah mencatat acara penting di agenda, tetapi
karena lupa membukanya, akhirnya terlewatkan begitu saja. Meresahkan bukan?
Lupa atau pikun sudah melekat erat di persepsi masyarakat
suatu fenomena alamiah pada seorang yang semakin menua. Yang mengawatirkan
justru bila gejala kepukunan itu di alami orang yang lebih muda.
Dalam bahasa latin masalah lupa di sebut dementia, merupakan suatu sindroma klinis yang di tandai oleh
gangguan memori dan fungsi kognitif berupa penurunan daya ingat, penurunan
fungsi intelektual yang menyebabkan perubahan prilaku sehingga menggangu
aktivitas hidup sehari-hari. Tetapi kepikunan seperti itu pada usia relatif muda
sesungguhnya sering sekali bukanlah suatu penyakit otak seperti misalnya dementia pada orang tua.
Menurut dr.Jan Sudir Purba MD.PhD, tidak ada istilah khusus
untuk menyebut problem lupa di usia muda. Namun ada dua macam gangguan lupa. Yaitu
lupa yang memang di sebabkan adanya penuaan atau kematian sel otak. Sehingga
memang tidak bisa di benahi, namum bisa di hambat. Yang kedua adalah lupa
karena kondisi dan tidak permanen. Artinya dia lupa pada saat tertentu dan
kalau sudah membaik ingatan akan pulih kembali. Nah, pada usia muda, yang
sering terjadi lupa karena kondisi.
YANG MELEMAHKAN MEMORI OTAK
Ada banyak kondisi yang dapat membuat orang muda zaman
sekarang terkena gangguan lupa. Namun menurut Jan Purba, beberapa faktor risikonya perlu di
teliti lebih lanjut. Misalnya, apakah seseorang mempunyai riwayat penyakit
pembulu darah seperti hipertensi, perokok berat, pembulu darah otak maupun
diabetes mellipus. Penyakit-penyakit tersebut bisa menyebabkan gangguan pada
otak, memicu seseorang menjadi lupa, menyebabkan otak tidak berfungsi maksimum
alias terjadi gangguan di bagian kongnisi. Yang dimaksut dalam gangguan
kongnisi adalah, gangguan ingatan, perilaku, bicara dan perhatian.
Selain itu ada juga kondisi yang mengakibatkan orang di usia
muda lebih sering lupa. Faktor psikis menjadi penyebabnya. Dizaman sekarang,
masyarakat perkotaan sering kali hidup dalam serba terburu-buru. Semua itu
membuat pikiran sulit fokus, menimbulkan akumulasi kelelahan yang berakibat
daya konsentrasi merosot. Apalagi jika di tambah sulit tidur atau insomnia yang
telah menjadi rekan setia setiap malam. Ditambah stress dan kecemasan di lain
pihak akan semakin menutupi pintu masuk memori ke dalam otak. Tak heran jika
rata-rata masalah lupa di usia muda lebih sering terjadi pada usia produktif.
Pada usia tersebut memang tekanan dunia kerja tengah tinggi-tingginya.
Faktor psikis ini menurut dr. Jan, akan semakin buruk jika
di tambah gaya hidupnya tidak baik. Misalnya senang mengonsumsi alcohol,
perokok, tidur sangat larut. Apalagi bila kondisi lingkunganya buruk seperti
tinggal di lingkungan industry yang sangat bising atau polutif. Salah satu
syarat untuk memiliki otak yang sehat adalah oksigen yang bersih dan cukup.
Jika keberadaan oksigen semakin menurun maka pembentuk radikal bebas akan
semakin meningkat. Jelasnya.
Radikal bebas akan menyebabkan perubahan kimiawi yang
nantinya dapat merusak berbagai komponen jaringan tubuh. Ujung-ujungnya akan
mengakibatkan kematian neuron atau
sel saraf, yang nantinya akan berdampak pada aktivitas neurotransmitter lainya.
ANTISIPASI DAN PENANGGULANGAN
Kondisi-kondisi di atas menyebabkan gangguan pada neurotransmitter , sebuah zat penting di
otak yang berfungsi mentransmisi dari satu sel saraf (neuron) ke sel saraf
lainnya. Sel saraf di dalam otak jumblahnya sangat banyak dan saling berkaitan.
Otak baru bisa bekerja maksimal jika seluruh komponenya berjalan dengan baik
satu dengan yang lain. Pada kondisi normal seperti itulah fungsi otak akan
berjalan harmois.
Namun kata Jan Purba, jika ada suatu pemicu misalnya
masuknya alcohol dalam tubuh, atau stress tinggi, akan memengaruhi atau menekan
produksi neurotransmitter. Ini
terjadi akibat intoksikasi kortisol yang bisa secara langsung mengakibatkan
gangguan metabolism bahkan kematian sel saraf di hipokampus (bagian dari otak
yang berperan dalam kegiatan mengingat dalam jangka pendek dan navigasi
ruangan). Tentu saja akan memengaruhi fungsinya. Jika hipokampus tidak bekerja dengan
baik maka sel-sel di otak tidak bermetabolisme dengan baik, Akibatnya seseorang
akan mudah lupa.
Apabila frekuensi lupa menjadi lebih sering dan menggangu,
sebaiknya seseorang mulai waspada. Untuk
lebih jelasnya akan lebih baik konsultasi dengan dokter. Jangan sekali-kali
mengabaikan gejala-gejala sepele seperti itu. Namun ada beberapa hal yang bisa
di lakukan untuk membantu menanggulangi lupa di usia muda.
Saran Jan Purba, pertama yang harus di lakukan adalah
mengenali diri sendiri. Seseorang harus mengevaluasi dirinya, kondisi apa yang
menyebabkanya lebih cepat lupa. Jika memang gaya hidupnya kurang sehat, ubahlah
menjadi lebih berkualitas. Bila di sebabkan penyakit, perlu di lakukan
pencegahan dengan mengurangi pemicu dari faktor risiko tersebut.
Akan berbeda penanggulanganya bila ganguan lupanya
dikarenakan depresi atau stress, yang bisa di lakukan adalah dengan melakukan
hal-hal yang menenangkan serta mendapat
nasihat-nasihat penuh pengertian. Dalam kondisi yang tenang, produksi hormon yang
berpengaruh pada metabolisme otak akan berkurang. Yang kedua adalah, dengan
menekan produksi hormon itu tadi melalui pemberian obat. Obat anti depresi akan
mencega neuron sekaligus memperbaiki mood. Misalnya saja pemicunya diabetes, ya
harus diperbaiki dengan cara menurunkan penyebabnya.
=SEKIAN DAN TERIMAKASIH=
0 komentar:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung di blog ini,berkomentarlah dengan sopan.