Wednesday, February 3, 2016

Filled Under: , ,

Penyebab Dan Cara Mengatasi Sering Lupa



Terkadang lupa akan sesuatu yang kelihatan remeh seperti ketinggalan kunci atau dompet disnggsp tidak meresahkan. Tetapi bila terjadinya berulang-ulang lama-lama bikin resah juga, bayangkan sudah makan di restoran dompet ketinggalan di kantor. Atau ada acara penting tetapi baru ingat setelah acara sudah lewat satu hari. Sudah mencatat acara penting di agenda, tetapi karena lupa membukanya, akhirnya terlewatkan begitu saja. Meresahkan bukan?

sering lupa

Lupa atau pikun sudah melekat erat di persepsi masyarakat suatu fenomena alamiah pada seorang yang semakin menua. Yang mengawatirkan justru bila gejala kepukunan itu di alami orang yang lebih muda.
Dalam bahasa latin masalah lupa di sebut dementia, merupakan suatu sindroma klinis yang di tandai oleh gangguan memori dan fungsi kognitif berupa penurunan daya ingat, penurunan fungsi intelektual yang menyebabkan perubahan prilaku sehingga menggangu aktivitas hidup sehari-hari. Tetapi kepikunan seperti itu pada usia relatif muda sesungguhnya sering sekali bukanlah suatu penyakit otak seperti misalnya dementia pada orang tua.

Menurut dr.Jan Sudir Purba MD.PhD, tidak ada istilah khusus untuk menyebut problem lupa di usia muda. Namun ada dua macam gangguan lupa. Yaitu lupa yang memang di sebabkan adanya penuaan atau kematian sel otak. Sehingga memang tidak bisa di benahi, namum bisa di hambat. Yang kedua adalah lupa karena kondisi dan tidak permanen. Artinya dia lupa pada saat tertentu dan kalau sudah membaik ingatan akan pulih kembali. Nah, pada usia muda, yang sering terjadi lupa karena kondisi.

YANG MELEMAHKAN MEMORI OTAK
Ada banyak kondisi yang dapat membuat orang muda zaman sekarang terkena gangguan lupa. Namun menurut  Jan Purba, beberapa faktor risikonya perlu di teliti lebih lanjut. Misalnya, apakah seseorang mempunyai riwayat penyakit pembulu darah seperti hipertensi, perokok berat, pembulu darah otak maupun diabetes mellipus. Penyakit-penyakit tersebut bisa menyebabkan gangguan pada otak, memicu seseorang menjadi lupa, menyebabkan otak tidak berfungsi maksimum alias terjadi gangguan di bagian kongnisi. Yang dimaksut dalam gangguan kongnisi adalah, gangguan ingatan, perilaku, bicara dan perhatian.

Selain itu ada juga kondisi yang mengakibatkan orang di usia muda lebih sering lupa. Faktor psikis menjadi penyebabnya. Dizaman sekarang, masyarakat perkotaan sering kali hidup dalam serba terburu-buru. Semua itu membuat pikiran sulit fokus, menimbulkan akumulasi kelelahan yang berakibat daya konsentrasi merosot. Apalagi jika di tambah sulit tidur atau insomnia yang telah menjadi rekan setia setiap malam. Ditambah stress dan kecemasan di lain pihak akan semakin menutupi pintu masuk memori ke dalam otak. Tak heran jika rata-rata masalah lupa di usia muda lebih sering terjadi pada usia produktif. Pada usia tersebut memang tekanan dunia kerja tengah tinggi-tingginya.

Faktor psikis ini menurut dr. Jan, akan semakin buruk jika di tambah gaya hidupnya tidak baik. Misalnya senang mengonsumsi alcohol, perokok, tidur sangat larut. Apalagi bila kondisi lingkunganya buruk seperti tinggal di lingkungan industry yang sangat bising atau polutif. Salah satu syarat untuk memiliki otak yang sehat adalah oksigen yang bersih dan cukup. Jika keberadaan oksigen semakin menurun maka pembentuk radikal bebas akan semakin meningkat. Jelasnya.

Radikal bebas akan menyebabkan perubahan kimiawi yang nantinya dapat merusak berbagai komponen jaringan tubuh. Ujung-ujungnya akan mengakibatkan kematian neuron atau sel saraf, yang nantinya akan berdampak pada aktivitas neurotransmitter lainya.

ANTISIPASI DAN PENANGGULANGAN
Kondisi-kondisi di atas menyebabkan gangguan pada neurotransmitter , sebuah zat penting di otak yang berfungsi mentransmisi dari satu sel saraf (neuron) ke sel saraf lainnya. Sel saraf di dalam otak jumblahnya sangat banyak dan saling berkaitan. Otak baru bisa bekerja maksimal jika seluruh komponenya berjalan dengan baik satu dengan yang lain. Pada kondisi normal seperti itulah fungsi otak akan berjalan harmois.

Namun kata Jan Purba, jika ada suatu pemicu misalnya masuknya alcohol dalam tubuh, atau stress tinggi, akan memengaruhi atau menekan produksi neurotransmitter. Ini terjadi akibat intoksikasi kortisol  yang bisa secara langsung mengakibatkan gangguan metabolism bahkan kematian sel saraf di hipokampus (bagian dari otak yang berperan dalam kegiatan mengingat dalam jangka pendek dan navigasi ruangan). Tentu saja akan memengaruhi fungsinya. Jika hipokampus tidak bekerja dengan baik maka sel-sel di otak tidak bermetabolisme dengan baik, Akibatnya seseorang akan mudah lupa.

Apabila frekuensi lupa menjadi lebih sering dan menggangu, sebaiknya seseorang  mulai waspada. Untuk lebih jelasnya akan lebih baik konsultasi dengan dokter. Jangan sekali-kali mengabaikan gejala-gejala sepele seperti itu. Namun ada beberapa hal yang bisa di lakukan untuk membantu menanggulangi lupa di usia muda.

Saran Jan Purba, pertama yang harus di lakukan adalah mengenali diri sendiri. Seseorang harus mengevaluasi dirinya, kondisi apa yang menyebabkanya lebih cepat lupa. Jika memang gaya hidupnya kurang sehat, ubahlah menjadi lebih berkualitas. Bila di sebabkan penyakit, perlu di lakukan pencegahan dengan mengurangi pemicu dari faktor risiko tersebut.

Akan berbeda penanggulanganya bila ganguan lupanya dikarenakan depresi atau stress, yang bisa di lakukan adalah dengan melakukan hal-hal yang menenangkan  serta mendapat nasihat-nasihat penuh pengertian. Dalam kondisi yang tenang, produksi hormon yang berpengaruh pada metabolisme otak akan berkurang. Yang kedua adalah, dengan menekan produksi hormon itu tadi melalui pemberian obat. Obat anti depresi akan mencega neuron sekaligus memperbaiki mood. Misalnya saja pemicunya diabetes, ya harus diperbaiki dengan cara menurunkan penyebabnya.






                                                      =SEKIAN DAN TERIMAKASIH=

0 komentar:

Post a Comment

terima kasih telah berkunjung di blog ini,berkomentarlah dengan sopan.