Bayi laki laki yang lahir pada tanggal 26 juni 2013 pukul
21.25 melalui operasi pembedahan di rumah sakit bersalin ( RSB) duta mulya di
kecamatan Wanarejo, Cilacap itu memiliki dua kepala. Kedua kepala di topang
oleh dua leher. Dari leher kebawah, hanya ada satu tubuh yang menyagga kedua
kepala bayi. Bayi lahir sehat. Organ tubuhnya lengkap dan bekerja dengan normal.
Secara medis, kasus ini di sebut parapagus
dicephalus conjoined twins.
Proses kelahiran bayi berkepala dua itu memang penuh lika
liku. Berawal saat senin (24.6) pagi, kala keluarga membawa mujiah ke dokter
spesialis kandungan untuk memeriksa kehamilan. Sayang sampai ditempat praktik,
dokter tidak di tempat karena sedang bertugas di rumah sakit. Tempat praktik
itu baru buka pada sore hari. Keluarga lalu membawa pulang Mujiah dan berniat kembali pada sore hari.
Tadinya kami mau kembali periksa sore hari karena saat itu dokter tidak di
tempat. Tapi kata petugas di sana, sore hari dokternya ada. Tapi sore hari
hujanya deras sehingga tidak jadi periksa. Kata Usman bapak si bayi berkepala
dua itu.
MELALU OPERASI CAESAR
Baru pada rabu (26.6) sore, saat amaujiah merasakan mules,
keluarga membawanya ke bidan desa. Di sana, bidan memutuskan merujuk perempuan
berparas ayu itu ke rumah sakit karena posisi bayi melintang. Tepat pukul
20.00, rombongan warga desa terpencil itu tiba di RSB Duta Mulya dan langsung
di periksa dokter spesialis melalu pemeriksaan dengan alat Ultra Sonography ( USG
) . Diagnos bidan desa dan di perkuat dengan hasil pemeriksaan (USG) , membuat
dokter memutuskan kalau proses
persalinan harus melalui operasi.
Waktu di lakukan pemeriksaan USG tidak member gambaran kalau
bayi tersebut berkepala dua. Pasalnya, posisi kepala bayi saling berdampingan
dan mengarah ke punggung ibu. Dokter hanya mengira kalau bayi dalam posisi
sungsang alias melintang dan sama sekali tidak menduga kalau anak itu memiliki
kepala dua. Hasil lain dari pemeriksaan itu cukup mengejutkan. Usia kandungan
ternyata suda mencapai 41 minggu atau 10 bulan lebih. Kata dokter, kehamilan
yang usianya kelewat bulan seperti ini sangat berbahaya bagi ibu dan bayi.
Setelah keluarga memeriksakan persetujuan, tim dokter segera
di bentuk dan di ketuai oleh Dr Tatang Muliana SpOG. Sementara perawat dan
bidan langsung mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, termasuk ruang operasi.
Tepat pukul 21.00 operasi penuh kejutan itu dimulai. Sektar 25 menit berikutnya
bayi berkepala dua itu lahir setelah dokter sempat sedikit mengalami kesulitan.
Setelah keluar dari rahim ibu, tim dokter baru menyadari kalau mereka baru saja
mengeluarkan bayi langka berkepala dua.
Tim medis lalu melakukan perawatan post natal seperti bayi lain pada umumnya namun dengan perlakuan
lebih. Usai di mandikan, bayi langsung di rawat di ruang perinatalogi dan di
masukan ke incubator untuk memastikan
kondisinya tetap setabil. Perlakuan ini di berika karena tim medis kawatir bayi
ini ada kelainan meski berdasarkan observasi awal, organ tubuh bayi dinyatakan
bekerja dengan normal dan bayi dalam kondisi sehat.
Melihat kondisi bayi dengan kelainan ini tim dokter langsung
menghubungi dokter ahli di RS Sarjito dan memutuskan merujuknya ke rumah sakit
di Yogyakarta itu guna mendapatkan perawatan lebih lanjut. Selain itu,
keputusan ini berdasari pertimbangan keterbatasan alat dan tenaga spesialis
anak.
TIDAK MENDUGA
Mujiah, seperti halnya tim dokter juga tidak menduga sama
sekali kalau buah cinta hasil perkawinan dengan Usman, harus lahir dengan
kelainan seperti itu. Harapan untuk bisa memberikan adik bagi anak pertamanya,
Zahra Ramadani, berubah menjadi kesedihan mendalam. Terlebih , adik yang
diidamkan Zahra, sudah mereka tunggu sejak 3 tahun terakhir ini. Saya sangat
bersedih waktu Zahra bilang adik bayi kepalanya dua, kata Mujiah.
Berbekal perkataan polos putri pertamanya, Mujiah
berulangkali menanyakan kondisi anaknya kepada suami, kerabat dan juga mertua
yang menunggui sejak ke RSB Duta Mulya. Namun, tidak ada satupun dari mereka
yang mau bercerita jujur Zahra dengan pertimbangan untuk tidak memperburuk
kondisi Mujiah paska operasi Caesar.
Didorong rasa penasaran dan kejujuran anak pertamanya.
Mujiah terus mendesak keluarganya dengan terus menanyakan kondisi anaknya.
Berulangkali pertanyaan itu dilontarkan berulang kali pula keluarganya bungkam.
Keluarga saya akhirnya cerita bahwa anak saya mengalami gangguan seperti itu.
Setelah mendengar cerita itu, saya hanya bisa menangis. Tak kuat rasanya hati
ini menerima kenyataan itu. Tetapi saya kembalikan kepada tuhan karena dia maha
tau dan maha pencipta.
=SEKIAN DAN
TERIMAKASIH=
semoga diberi kesehatan selalu, mampir ke warung kita juga ya sablon gelas plastik di bogor
ReplyDeletewah ternyata
ReplyDeletewalaahh
ReplyDelete