Bukan rahasia lagi
kalau orang Indonesia
Kurang ekspresif
dalam mengungkapkan
Perasaan.
Berkumpul bersamakeluarga adalah dambaan setiap orang. Namun
saying tidak semua orang bisa mendapatkan momen berharga itu. Sebuh fakta
terungkap bahwa 4 juta orang tinggal terpisa dari keluarganya untuk bekerja di
luarnegri. Ironisnya, ada juga keluarga keluarga yang secara fisik tinggal
dalam satu rumah, namun tidak punyak waktu untuk berkumpul bersama. Tinggal di
kota besar seperti Jakarta atau Surabaya dengan segala problematika, seperti
kemacetan yang kian parah, rumah di daerah daerah penyangga yang jauh dari
tempat bekerja, bahkan si kecil yang harus sekolah dengan system full day
school. Membuat semua orang sampai di rumah dalam keadaan lelah, sehingga waktu
berkumpul bersama menjadi barang mewah.
Padahal, meluangkan waktu bersama keluarga, sekedar
berbicang tentang aktivitas yang di jalaani sehari itu atau makan bersama akan
memengaruhi harmoni keluarga. Hubungan orangtua dan anak menjadi lebih sehat,
begitupun suami dan istri. Kebersamaan itu akan melahirkan kebahagiaan. Anak
anak merasa mendapat perhatian dari orang tua sehingga tumbuh dengan secure
feeling (rasa aman) dan perasaan di cintai.
Tentu saja berkumpul disini tak semata secara fisik berada
dalam satu ruang bersama, tapi minim interaksi. Alias masing masing sibuk
dengan aktivitasnya sendiri. Yang seperti ini juga tidak ada artinya. Sediakan
waktu setidaknya 15 menit perhari untuk berkumpul bersama keluarga dan benar benar
hadir di sana. Matikan gadget atau teve, gunakan kesempatan untuk mengobrol.
Dengarkan cerita anak atau suami/ istri dengan sungguh sunggu dan tanggapi apa
yang sedang di bicarakanya.
Ekspresikan Melalui
Surat
Bukan rahasia lagi kalau orang Indonesia kurang ekspresif
dalam mengungkapkan perasaanya. Apa yang ada di hati tidak pernah tersampaikan
dengan tuntas sehingga laiknya api dalam sekam yang tinggal menunggu waktu
untuk terbakar. Padahal waktu berkumpul bersama keluarga adalah momen yang
tepat untuk menyampaikan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan. Diperlukan
keterbukaan untuk membuat pola hubungan dalam keluarga menjadi sehat.
Contoh yang paling sederhana, anak ingin mengucapkan
terimakasih karena sudah di masakan makanan kesukaanya. Atau orang tua merasa
senang karena hari ini si kecil ingin menghabiskan sayurnya. Ungkapan
terimakasih atau ekspresi positif ini akan membuat seluruh keluarga merasa
bahagia.
Bila mengungkapkan perasaan menggunakan bahasa verbal di
rasa sulit, ada car mudah yang efektif yakni melalui secarik kertas. Mulailah
menggunakan media surat untuk menyampaikan apa yang dirasakan. Tak perlu
menuliskannya berlebar lebar. Cukup kalimat pendek apa yang dirasakan atau yang
ingin disampaikan. Pesan seperti ini lebih efektif. Anak bisa mengungkapkan rasa
terimakasinya pada orangtua atau orangtua bisa menyampaikan apresiasinya untuk
anak.
Menulis seperti ini sekaligus menjadi media yang positif dan
efektif untuk melepaskan emosi. Tentu saja tak hanya menuliskanya, lalu
dilupakan begitu saja, tapi sediakan waktu untuk membahasnya bersama. Dengan
cara ini hambatan komunikasi dapat terpecahkan. Tak ada masalah yang mengganjal
di hati dan ujung ujungnya setiap anggota keluarga merasa bahagia.
=SEKIAN DANTERIMAKASIH=
0 komentar:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung di blog ini,berkomentarlah dengan sopan.