Masih kecil anak anak
sangat dekat dengan
Orang tuanya, setelah
beranjang dewasa ia sudah
Menjaga jarak dengan
orang tua.
Perubahan perubahan yang menandai seorang anak kedalam usia
pubertas. Pada anak laki laki, secar fisik mulai tumbuh bulu ketiak dan suara
berubah membesar dari sebelumnya. Sedangkan anak perempuan, datangnya
menstruasi dan payu daranya membesar.
Perubahan nonfisik pun akan terjadi seperti cara pikir dan
emosi anak. Biasanya, anak mulai mempunyai ketertarikan dengan lawan jenis.
Anak yamg memasuki pubertas juga mengalami gejolak jiwa yang memengaruhi cara piker
dan kepribadian anak.
Kenal Temanya
Anak juga mulai mencari hiburan lain di luar orang tua.
Misalnya, hiburan dengan teman taman sebayanya atau hiburan yang lain. Kadang,
mereka memiliki dorongan untuk mengidentifikasi orang lain di luar lingkungan
keluarga.
Pengaruh lingkungan atau pergaulan ini harus di waspadai
karena bisa berpengaruh kepada prestasi anak.Apalagi pada anak usia pubertas
mulai melakukan hal lain di luar kebiasaan di masa waktu kecil. Misalnya, suka
pergi bersama teman temanya. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya mengenal
teman temanya si anak.
Pasalnya, pergaulan yang kurang tepat bisa mengurangi
prestasi dan membawa anak ke hal yang negatif. Arahkan anak supaya ia bergaul
dengan teman yang punya motivasi internal, punya cita cita, dan yang selalu
meningkatkan prestasinya.
Berani Melawan
Orang tua perlu memahami bahwa anak bukan lagi anak anak
saat mereka memasuki usia pubertas. Jadi, perlakukan mereka sebagai teman. Dimana
anda lebih mendengarkan dan jangan
memperlakukan dengan keras, baik fisik maupun verbal. Misalnya, menasehati
dengan kata kata keras dan tajam saat anak masih kecil.
Perlakuan keras semacam ini akan membuat anak trauma dan
bingung menghadapi kehidupan di usia pubertas. Alangkah baiknya jika orang tua
lebih bisa menahan diri dan mengedepankan komunikasi dan kasih saying.
Pemaksaan kehendak atau tindakan fisik, seperti memukul atau
mencubit saat anak masih berusia dini, sebaiknya di hindari orang tua karena
bisa membuat anak trauma. Saat puber, anak anak pun mulai melawan orang tua
karena mereka merasa tidak puas dengan pengasuhan orang tua. Tak menutup
kemungkinan anak akan menganggap orang tuanya sebagai musuh.
Anak usia pubertas sering kali merasa kurang percaya diri
dan malu dengan teman mereka. Selain itu, mereka kerap mendapatkan perlakuan
yang kurang menyenangkan dan tidak realistis dalam melihat sesuatu. Misalnya,
mereka merasa mampu berprestasi tetapi nilai akademis yang di dapat malah
kurang memuaskan.
Dekati Anak
Sebelum memasuki masa puber, orang tua sebaiknya melatih
anak bertanggung jawab dan mandiri. Latihlah anak menguasai keterampilan sesuai
usianya dan asuh anak dengan mengedepankan komunikasi verbal yang santun, tidak
menyinggung, serta tidak membuat anak trauma.
Orang tua yang tidak bisa mengontrol diri biasanya
bermasalah dan bisa membuat anak ikut bermasalah.
Orang tua harus membekali anak anak usia pubertas ini dengan
kepercayaan diri dan penuh cita cita. Anak yang memiliki cita cita akan memilih
motivasi kuat untuk berprestasi dan mencapai cita citanya.
Oleh karena itu, pendekatan yang tepat adalah pendekatan persuasif tanpa unsure kekerasan dan memaksakan
kehendak. Luangkan waktu untuk menjadi teman anak, dengarkan keluahan anak dan
cobalah membantu memecahkan masalah anak. Orang tua harus satu suara. Jangan
sampai ayah dan ibu memiliki keputusan yang berbeda, karena bisa memicu konflik
antara anak dan orang tua.
=SEKIAN
DAN TERIMAKASIH=
0 komentar:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung di blog ini,berkomentarlah dengan sopan.