Mengenalkan berbagai
jenis perasaan sejak
Dini membuat anak
tumbuh menjadi sosok yang
Pintar mengelola
emosi.
Memupuk rasa emati pada anak, tak kalah penting dibanding mengasah
kemampuan akademis. Pasalnya, kemampuan anak mengelola emosi dan membina hubungan
dengan lingkungan di sekitarnya sangat di pengaruhi oleh pendidikan empati yang
di tanamkan secara imformal padanya.
Kemampuan kognitif untuk memahami konsep empati, sebenarnya
baru di pahami saat anak berusia sekitar
8 atau 9 tahun. Akan tetapi, Anak usia 5 tahun pun bisa berempati dan
menghormati orang lain, asalka mereka terbiasa dan dibiasakan hidup di
lingkungan yang menonjolkan hal hal positif dan kejujuran. Lantas, apa yang
bisa anda lakukan sebagai orang tua untuk mengasah kemampuan empati pada anak.
Kenali Emosi
Anak anak akan mampu memahami dan mengelola emoasi dengan
lebih baik jika mereka dapat mengenali dan memahami setiap perasaan yang mereka
rasakan.
Jadi, cobalah sesering mungkin menyabut atau memberi nama kebiasaan
dan prilaku yang di tunjukan seseorang.
Misalnya, ketika si kecil memperhatikan temanya yang tengah sendirian, katakana,
cobah, deh, adik ajak bicara anak laki laki yang sedang sendirian itu. Dia
pasti sangat kesepian.
Denagn cara ini, anak akan tau bahwa anda tengah mengamati
tingkah lakunya. Ia pun belajar untuk menghargai respon yang di berikan
terhadap orang lain.
Tentu mereka juga perlu memahami perasaan negative. Jadi,
jangan kawatir mengenalkan pada emosi emosi negative sejak mereka berusia 5
tahun. Contoh, saat melihat anak jalan, jangan ragu mengenalkan anak pada
kondisi yang dijalani anak jalanan
tersebut. Tuh, kasian kakanya tinggal sendirian dan sulit mendapat makan, kamu
mau berbagi, kita kasih rotimu pada kakak yang membawa gitar itu.
Bermain Ekspresi
Pada anak balita, mengenali perasaannya dapat di lakukan
dengan permainan. Tempelkan gambar seseorang dengan emosi emosi dasar, seperti
sedih, gembira, terkejut, marah, dan lain lain. Tempekan gambar gambar tersebut
di kulkas atau papan tulis. Secara bertahap, tambahkan emosi lain agar
kompleks, semisal, frustasi, nervous, dan cemburu. Bicarakan emosi emosi tadi
dengan anak dan diskusikan apakah mereka pernah mengalaminya, kapan
mengalaminya dan seterusnya.
Beri Pujian
Ketika buah hati sudah melakukan kebaikan, beri ia pujian
dan sampaikan dengan jelas hal positif apa yang sudah ia lakukan, wah, kamu
baik sekali, mau berbagi kue dengan tami. Ibu lihat tami tersenyum dan sangat
bahagia karena mendapat kue dari kamu. Anak akan melihat dan merasakan apa yang
terjadi pada orang orang dilingkunganya.
Dorong Anak
Anak akan tau anda peduli dengan perasaanya ketika anda
mendengarkan apa yang dia sampaikan dengan seksama. Jika anak bercerita tentang
kemarahan dengarkan seluruh tuturnya sebelum anda mengeluarkan pendapat.
Sementara ketika buah hati mengungkapkan kemarahanya, beri
penekan pada apa yang ia katakana, misalnya, Oh, jadi adik sekarang sedang
kesal, ya. Ini akan membuat anak tau bahwa anda mendengar dan memahami
ceritanya. Sehingga ia memiliki keberanian untuk lanjut bercerita.
Berbagi Perasaan
Selain mengajarkan anak berbagai perasaan dengan anda, mulai
juga membagi apa yang anda rasakan denganya. Misalnya, sampaikan bahwa anda
merasa kesal karena si kecil teriak teriak saat tak di izinkan bemain di luar
karena sedang hujan. Selain itu, mulai juga mengajarkan untuk berbagi perasaan
anda denganya, diluar yang berkaitan dengan prilaku anak.
Misalnya, tante mary membuat ibu kesal hari ini, sama
seperti ketika adik marah pada kakak. Tapi ibu dan tante mary tetap berteman
baik, kok. Ungkapan demikian membuat anak belajar bahwa orang dewasa pun
memiliki perasaan dan emosi seperti dirinya.. Ia akan paham dengan hal tersebut
merupakan bagian dari hidup yang wajar terjadi. Saat beranjak besar, ia pun
belajar dari khasus anda dan memiliki alternative untuk mengatasinya.
Mengamati Prilaku
Ajarkan anak untuk mengamati
perbuatan baik seseorang. Anda bisa katakana, betapa baiknya ibu guru
baru kamu itu, dia membantu kamu hingga
berani bermain ayunan. Dengan menunjukan
prilaku positif orang lain. Anda mendorong anak untuk memahami bahwa
tindakan seseorang bisa member kesan dan
mempengaruhinya secara emosional. Pada contoh ibu guru baru, anak akan
terdorong untuk melakukan hal baik serupa pada orang lain.
Anda juga bisa menunjukan contoh contoh dari buku, buku
kisah atau dongeng bisa membantu mengesplorasi emosi. Tnyakan pada buah hati
anda, apa yang ia rasakan bila menjadi salah satu tokohdi buku dongeng
tersebut. Katakan juga apa yang anda rasakan seandaianya anda yang menjadi
tokoh itu.
Ajarkan Kesopanan
Berprilaku baik di depan anak merupakan cara yang paling
tepat untuk menunjukan perasaan dan menghormati orang lain. Kata kata seperti,
terimakasih dan maaf merupakan ungkapah yang bisa di ajarkan untuk menunjukan
perasaan. Jelaskan bahwa anda lebih suka berbagi kue ketika dia meminta dengan
sopan, dan sebaliknya. Anda tidak suka ketika dia meminta dengan cara memaksa.
Namun, cara belajar efektif adalah dengan memberi contoh.
Misalnya, katakana terimakasi pada anak
atau orang lain setiap kali mereka berbuat baik pada anda, atau sampaikan
tolong ketika anda hendak meminta sesuatu dari orang lain. Anak akan belajar
ketika kata kata tersebut merupakan bagian dari komunikasi yang normal di rumah
maupun di muka umum. Lebih lanjut, ia akan terbiasa melakukanya.
Hindari Marah
Mengasuh dan membesarkan anak adalah ajang melatih kesabaran
yang paling faktual bagi orang. Meski anda kesal ketika anak tidak mengindahkan
perintah atau larangan, usahakan jangan menggunakan amarah sebagai cara untuk
mengelola prilakunya. Ketika anda mengatakan, ibu sangat marah kepada kamu,
anak akan menutup mulut dan beringsut pergi.
Memberi pengajaran dengan contoh tentu lebih efektif,
meskipun anak juga tetap harus tau bahwa anda kecewa terhadap tindakanya. Jadi,
alih alih melepas amarah. Lebih baik
tenangkan diri dan katakana dengan tegas, ibu tau adi menginginkan
permen itu, tapi ibu kesal karena kamu tidak mendengarkan kata ibu.
Kehidupan Sosial
Sesekali,tanyakan pendapan si kecil tentang orang orang yang
ia temui sehari hari, baik di rumah maupun di sekolah. Ini untuk mengetahui
seberapa jauh dan bagaimana interaksi dengan
orang orang di sekeliling, sekaligus menekankan pentingnya hubungan social
bagi kehidupan seseorang.
Pertanyaan pertanyaan yang bisa anda ajukan. Misalnya, tadi
adik di sekolah bermain sama siapa? Main apa saja? Atau, apa yang adik lakukan
di kelas bersama teman teman tadi? Lnjutkan dengan diskusi tentang bagaimana
anak bersikap terhadap teman atau orang orang di sekitarnya dengan cara yang
baik dan menghormati.
=SEKIAN
DAN TERIMAKASIH=
oh begitu yaa
ReplyDeletemakasi infonyaa
ReplyDeletemantaap
ReplyDeletehmm iya ya
ReplyDelete