Suami yang percaya
diri
Tak akan rendah diri
meski
Penghasilan istri
lebih besar
Tak sedikit istri yang memiliki penghasilan yang lebih besar
atau karir yang lebih cemerlang ketimbang suami. Barangkali, anda pun
mengalaminya. Pertanyaanya, seberapa jauh perbedaan pendapatan bakal memengaruhi
hubungan suami istri?
Bisa jadi masalah dan bisa juga tidak. Ini tergantung sikap
suami maupun istri. Konflik dapat di hindari selama ada kejelasan pembagian peran istri dan
suami. Secara umum, suami adalah kepala rumah tangga. Sementara istri adalah
pendamping suami dan bertugas menangani urusan domestic.
Suami merupakan pimpinan dalam keluarga sehingga istri harus
tunduk. Terutama untuk hal hal yang berkaitan dengan keputusan keputusan besar
di dalam keluarga. Sebelum membuat keputusan, keduanya sebaiknya tetap
berdiskusi lebih dulu.
Pahami Peran
Jika aturan ini di sepakati dan dijalankan secara konsisten,
tak bakal muncul masalah sekalipun terdapat kesenjangan pendapat. Asalkan istri
mengerti kedudukan sebagai istri dan suami memahami peranya sebagai suami.
Tuhan memberikan rezeki yang berbeda. Andaikan istri diberikan
penghasilan yang lebih besar, semestinya hal ini di syukuri. Lagi pula,
penghasilan istri adalah penghasilan serta rezeki keluarga. Alhasil, persaingan
tak akan muncul. Efek yang muncul masalah suami istri yang saling menghargai
dan mendukung.’’Toh, kesuksesan istri buat keluarga juga, kan?
Akan tetapi, bila satu sama lain tak memahami peran,
penghasilan yang jomplang bisa bermasalah. Di kemudian hari, perbedaan ini akan
memengaruhi dan mengganggu peran masing masing di keluarga. Misalnya, sang
istri, karena merasa penghasilanya jauh lebih besar dari pada suami, lantas
bertingkah laiknya bos di rumah, seperti yang ia lakukan di kantor.
Istri tidak menaruh respek kepada suami dan merasa lebih
hebat. Ini artinya, istri tidak mengerti peranya sebagai istri di dalam rumah
tangga. Rasanya, suami manapun tidak mau mempunyai istri yang seperti itu,
sekalipun penghasilanya lebih besar.
Suami Terintimidasi
Tak bisa di pungkiri bahwa suami bisa saja terintimidasi,
meski si istri tetap memahami peranya. Alhasil, sang suami malah bermasalah. Misalnya,
ia merasa terancam,minder,tidak nyaman, dan kalah hebat. Bisa jadi ini
kepribadian suami, sehingga secara spikologis, ia merasa terintimidasi akibat
istrinya jauh lebih berhasil.
Sang suami juga merasa terintimidasi kala istrinya mampu
membeli barang barang yang seharusnya menjadi kewajiban kepala keluarga. Sebut
saja rumah, atau kendaraan. Akibatnya, suami merasa harus berkompetisi. Ini
berarti si suami yang bermasalah sebab ia merasa ego kelaki lakianya kalah
dengan perempuan.
Alhasil, suami tidak mau mengambil alih urusan domestic dan
mencari perempuan lain yang lebih bisa menghargai dia sebagai peria. Padahal,
suami dan istri seharusnya memahami konsep berumah tangga yang berarti berada
di perahu yang sama. Terlepas dari siapa yang menerima lebih besar, pahamilah
bahwa ini adalah rezeki keluarga.
Bila suami tetap merasa tidak nyaman, di sarankan agar istri
harus memahami perasaan suami. Istri bisa berusaha mengakomodasi perasaan suami
dan membuat suaminya senyaman mungkin. Nah, didalam kegiatan yang mengharuskan
tampil berdua, istri harus bisa memosisikan diri. Misalnya,
tidak terlalu
menonjolkan diri ketika menghadiri undangan keluarga yang tidak berhubungan
dengan pekerjaan dan posisi di kantor. Jadi, ia harus lebih mengerti dan
menoleransi perasaan suami.
Tanggapan keluarga besar istri yang terkadang penuh sindiran
tehadap suami juga memperumit situasi. Akibatnya, suami sering menghindari
acara keluarga karena merasa tidak dianggap dan tidak nyaman. Istri pun harus
mampu dan berani menegaskan kepada keluarga besarnya bahwa, apapun kondisinya,
dia adalah suami dan saya harus bangga. Sekali pun tak mudah, istri juga harus
membela suaminya di hadapan keluarga besarnya.
Bicarakan Sejak Awal
Bagaimana jika kemudian suami meminta istri berhenti
bekerja? Hal ini berarti suami sangat terintimidasi dan mengeluhkan sesuatu
yang sangat serius. Istri harus berbicara dari hati ke hati dengan suami.
Apakah hal itu memang di inginkan suami.
Saat berdiskusi, pastikan suami paham konsekuensinya bila ia
berhenti bekerja. Sebut saja berkurangnya penghasilan,suami harus menjadi
pencari bafkah utama,dan menyesuaikan diri dengan situasi baru. Jika suami
sudah yakin dan sudah memahami konsekuensi yang bakal di terima jika istri
berhenti bekerja, istri bisa saja mempertimbangkan untuk berhenti bekerja.
Keputusan semacam ini memang berat. Tapi, anda berdua masih
bisa menghindarinya bila di bicarakan sejak awal. Termasuk masalah keuangan.
Masalah keuangan merupakan penyebab masalah konflik dalam rumah tangga nomor
dua setelah perselingkuhan. Bisa terlambat kalau baru di bicarakan ketika karir
dan penghasilan istri sudah bagus. Yang menyangkan jika istri
sampai harus berhenti bekerja.
=SEKIAN DAN TERIMAKASIH=
0 komentar:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung di blog ini,berkomentarlah dengan sopan.