Siapa bilang pasien penyakit
DEGENERATIF, seperti diabetes, stroke, jantung koroner, kolestrol dan
hipertensi harus mengurangi frekuensi bercinta? Berhubungan seks secara teratur
justru bisa memberikan manfaat positif bagi kesehatan mereka. Agar anda dan pasangan
tetap bisa mendapatkan kepuasan bercinta, kenali rambu rambu berikut ini.
Tetap Bisa Bercinta
Wanita dan pria memiliki fungsi
seksual yang ditentukan oleh faktor fisik dan psikis. Faktor fisik berhubungan
dengan hormone, pembulu darah, dan saraf, sedangkan faktor psikis berkaitan dengan
rasa bosan, jenuh kepada pasangan, energy negative, hingga stress. Namun
kenyataanya, faktor fisik merupakan penyebab nomor satu terganggunya fungsi
seksual seseorang.
Menurut ahli Andrologi dan
kesehatan Reproduksi dari RS Babtis, Kediri, Dr. dr. Hudi Winarso, Mkes.,Sp.And.,
penyakit degeneratif yang disebabkan oleh gangguan pembulu darah, hormon, dan
saraf dalam tubuh manusia akan menggangu kehidupan seksual pasien dan
pasanganya.
Vitalitas seseorang ditentukan
oleh kondisi pembulu darah. Jika pembulu darah terganggu, maka fungsi seksual
pun ikut terganggu. Jelas dr.Hudi. Berbicara mengenai fungsi seksual,
masyarakat awam hanya memahaminya dalam bentuk organ seksual, yakni penis pada
pria dan vagina pada wanita. Padahal, menurut dr. Hudi, organ seksual yang
menjadi pusat terjadinya segala aktivitas seksual terletak dibagian otak.
Otak termasuk organ seksual juga.
Ketika seseorang berpantasi erotis, hal itu bisa mengakibatkan ereksi. Sebaliknya,
jika otak sering digunakan untuk mikir yang berat berat, terjadilah difungsi
ereksi, jelasnya, sehingga, otak dianggap sebagai organ seksual penting yang
memiliki tingkatan tertinggi. Untuk itu, menurut dr. Hudi,penderita penyakit degenerative,
seperti diabetes, jantung koroner, stroke, dan kolestrol, harus segera
berkonsultasi dengan dokter ahli untuk menemukan penanganan yang tepat agar
fungsi organ seksual tetap bekerja dengan baik dan keintiman hubuungan seksual
tetap terjaga. Melalui konseling dengan dokter ahli, pasien dapat menentukan
jenis difungsi seksual yang di derita dan menemukan apa penyebabnya.
Dalam bercinta, menurut dr Hudi,
pasien diabetes, jantung koroner, stroke, hipertensi, kolestrol memiliki rambu
dan aturan yang berbeda beda. Semua penyait punya risiko masing masing. Pasien
dan pasangan harus mengerti benar hal hal apasaja yang harus di perhatikan,
seperti gerakan, lokasi berhubungan intim, obat pnambah gairah, hingga posisi
bercinta. Sebab, bila tidak, risikonya fatal dan membahayakan kesehatan pasien,
jelas dr. Hudi.
Perhatikan Rambu Rambunya
Agar kehidupan seksual tetap
terjaga, dr. Hudi, membeberkan hal yang wajib di perhatikan oleh masing masing
pasien diabetes, stroke, jantung koroner, hipertensi, kolestrol, pada saat
berhubungan intim dengan pasangan. Tak hanya aman bagi pasien, cara ini juga
membuat aktivitas seksual terasa nyaman.
*jantung
koroner
Layaknya olahraga, aktivitas
bercinta juga membutuhkan tenaga cukup besar. Untuk itu, sebelum berhubungan
intim, pasien jantung koroner sebaiknya mencari tau dulu seberapa besar tenaga
yang di miliki lewat berlari di
treadmill. Apabila kemampuan jantung hanya mencapai angka 2,5 metz, pasien
jantung koroner sebaiknya berada di bawah pasanganya dan menjadi pihak yang
pasif. Tetapi jika kemampuan jantug mencapai 3,2 metz, posisi pasien boleh
berada di atas, tetapi disertai gerakan minim tenaga.
Selain itu, perhatikan juga
kondisi tempat berhubungan intim, pilih ruangan yang memiliki suhu yang tidak
terlalu panas ataupun dingin. Menurut dr. Hudi, suhu ruangan harus membuat
pasien daan pasangan sama sama merasa nyaman. Selain itu, suhu ruangan yang
terlalu panas atau dingin bisa memicu detak jantung menjadi lebih cepat.
Penderitaa jantung koroner yang aktif mengonsumsi obat obatan jenis nitrat
sebaiknya tidak mengonsumsi obat penambah gairah dalam waktu bersamaan. Beri
jeda setidaknya 8 jam untuk mengonsumsi masing masing obat. Sebab bila di konsumsi
secara bersamaan atau dalam waktu berdekatan, pembulu darah akan terbuka sangat
lebar, sehingga menyebabkan tekanan darah pasien akan menurun drastis.
Pasien penderita jantung koroner
tidak diperbolehkan berhubungan intim dengan orang yang bukan pasanganya. Dalam
hal ini, bukan alasan moral yang menjadi penyebab larangan ini, tapi murni
kesehatan. Bercinta dengan orang yang bukan pasangan akan membuat pasien
jantung koroner merasa lebih bergairah. Akibatnya, pasien pun membutuhkan energi
yang jauh lebih besar, jelasnya.
*diabetes
Penurunan fungsi seksual memang
menjadi kekawatiran tersendiri bagi pasien dengan penyakit diabetes, baik
wanita maupun pria. Pada pria ada 2 difungsi seksual yang bisa terjadi.
Pertama, difunsi ereksi, yang menyebabkan pria tak mampu mempertahankan
kemampuan ereksi saat melakukan penetrasi. Kedua, retrograde ejaculation yang
berkaitan dengan kondisi masuknya cairan
semen kedalam kemih bukanya keluar dari ujung penis. Sedangkan pada wanita, penyakit
diabetes menyebabkan cairan lubrikasi pada vagina melambat, sehingga
menyebabkan pasien kesulitan mencapai
orgasme. Khusus pada wanita, tingginya gula darah menyebabkan munculnya jamur
di area vagina, yang berlanjut dengan rasa gatal di area tersebut, kondisi ini
memengaruhi orgasme.
Agar kepuasan bercinta tercapai,
pasien harus terlebih dahulu menjaga kesetabilan gula darah melalui diet
membatasi konsumsi gula dan olahraga secara teratur. Khusus bagi pasien yang
mengonsumsi hormone insulin, aktivitas seks harus dilakukan lebih hati hati,
terutama bila tubuh mengalami keringat dingin.
*stroke
Tenaga yang dibutuhkan untuk
berhubungan intim setara dengan olahraga di treadmill, yakni dengan berjalan
cepat ( 2 langka dalam waktu 1 detik ) selama dalam 30 menit atau naik tangga
menuju satu lantai. Jadi apabila, pasien mampu melakukan salah satu aktifitas itu tanpa kewalahan, itu tandanya ia mampu
berhubungan seks.
Meski begitu, menurut dr. Hudi,
pasien stroke harus mengecek tekanan darah sebelum bercinta. Karena, tekanan
darah yang naik mengakibatkan sesak
napas. Dalam kondisi demikian, kegiatan bercinta sebaiknya ditunda dulu. Sebab hal
itu justru memperparah stroke.
Selain itu, pasangan penderita
stroke juga harus memahami jenis – jenis stroke. Ada stroke yang melumpuhkan
organ berbicara ataupun organ gerak. Jenis
stroke yang mereka derita menentukan posisi bercinta.
Menurut dr. Hudi, aktivitas seks
tidak melulu berarti hubungan fisik antara dua individu semata. Bercinta merupakan
intim dan erat antar pasangan. Kegiatan seperti membelai, meraba,
menyentuh area sensitive pasangan dengan mesra juga merupakan bagian dari
aktifits seks yang juga dapat memproduksi hormone endorphin. Bila dilakukan
dengan tepat, penderita stroke pun dapat mencapai orgasme.
*hipertensi
Sama halnya dengan penyakit
penyakit lainya. Pahami kondisi tubuh sebelum melakukan hubungan seksual.
Seperti halnya olahraga, aktivitas bercinta sudah tentu memacu naiknya tekanan
darah. Bila tekanan darah naik secara drastic akibat aktivitas berat dalam
waktu singkat pembulu darah dapat pecah dan dapat mengakibatkan stroke. Jika
tekanan darah diatas angka 200, maka penderita hipertensi tak dianjurkan
berhubungan seks. Tetapi, bila tekanan darah masih sekitar150/90, maka
penderita hipertensi masih dibilang aman untuk melakukan hubungan intim.
Sebelum bercinta, pastiakn tekanan darah dalam keaadaan stabil. Untuk
menghindari tekanan darah naik secara tiba tiba, lakukan pemanasan yang cukup.
Lalu, akhiri aktivitas bercinta dengan cooling down berdua.
*kolestrol
Pada pria, penyakit kolestrol dapat
menyebabkan difungsi ereksi yang di sebabkan kacaunya pembulu arteri dan
terbatasnya aliran darah pada penis akibat tumpukan kolestrol. Sedangkan pada
wanita, penyakit ini menyebabkan pasien sulit terangsang karena aliran darah
sekitar pinggul terhambat oleh akumulasi kolestrol dalam arteri.
Konon kondisi iini dapat di atasi
dengan mengonsumsi obat statin. Dokter Hudi juga berpendapat, konsumsi obat
statin sesuai dosis tidak berakibat buruk pada kehidupan seks penderita
kolestrol dan pasanganya. Tetapi, bila dikonsumsi secara berlebihan, obat ini
malah bisa menyebabkan menurunya libido. Untuk itu, penderita sebaiknya
melakukan diet rendah kolestrol lemak jenuh meningkat. Berdiet secara disiplin
akan membantu pasien mendapatkan kembali kepuasan bercinta, termasuk, menjaga
stamina untuk bereksperimen dengan berbagai posisi bercinta.
=SEKIAN DAN TERIMAKASIH=
0 komentar:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung di blog ini,berkomentarlah dengan sopan.