Thursday, January 7, 2016

Filled Under: , , ,

Jangan Biarkan Sakit Memadamkan Gairah Bercinta Anda



Siapa bilang pasien penyakit DEGENERATIF, seperti diabetes, stroke, jantung koroner, kolestrol dan hipertensi harus mengurangi frekuensi bercinta? Berhubungan seks secara teratur justru bisa memberikan manfaat positif bagi kesehatan mereka. Agar anda dan pasangan tetap bisa mendapatkan kepuasan bercinta, kenali rambu rambu berikut ini.

gairah bercinta

Tetap Bisa Bercinta
Wanita dan pria memiliki fungsi seksual yang ditentukan oleh faktor fisik dan psikis. Faktor fisik berhubungan dengan hormone, pembulu darah, dan saraf, sedangkan faktor psikis berkaitan dengan rasa bosan, jenuh kepada pasangan, energy negative, hingga stress. Namun kenyataanya, faktor fisik merupakan penyebab nomor satu terganggunya fungsi seksual seseorang.

Menurut ahli Andrologi dan kesehatan Reproduksi dari RS Babtis, Kediri, Dr. dr. Hudi Winarso, Mkes.,Sp.And., penyakit degeneratif yang disebabkan oleh gangguan pembulu darah, hormon, dan saraf dalam tubuh manusia akan menggangu kehidupan seksual pasien dan pasanganya.

Vitalitas seseorang ditentukan oleh kondisi pembulu darah. Jika pembulu darah terganggu, maka fungsi seksual pun ikut terganggu. Jelas dr.Hudi. Berbicara mengenai fungsi seksual, masyarakat awam hanya memahaminya dalam bentuk organ seksual, yakni penis pada pria dan vagina pada wanita. Padahal, menurut dr. Hudi, organ seksual yang menjadi pusat terjadinya segala aktivitas seksual terletak dibagian otak.

Otak termasuk organ seksual juga. Ketika seseorang berpantasi erotis, hal itu bisa mengakibatkan ereksi. Sebaliknya, jika otak sering digunakan untuk mikir yang berat berat, terjadilah difungsi ereksi, jelasnya, sehingga, otak dianggap sebagai organ seksual penting yang memiliki tingkatan tertinggi. Untuk itu, menurut dr. Hudi,penderita penyakit degenerative, seperti diabetes, jantung koroner, stroke, dan kolestrol, harus segera berkonsultasi dengan dokter ahli untuk menemukan penanganan yang tepat agar fungsi organ seksual tetap bekerja dengan baik dan keintiman hubuungan seksual tetap terjaga. Melalui konseling dengan dokter ahli, pasien dapat menentukan jenis difungsi seksual yang di derita dan menemukan apa penyebabnya.

Dalam bercinta, menurut dr Hudi, pasien diabetes, jantung koroner, stroke, hipertensi, kolestrol memiliki rambu dan aturan yang berbeda beda. Semua penyait punya risiko masing masing. Pasien dan pasangan harus mengerti benar hal hal apasaja yang harus di perhatikan, seperti gerakan, lokasi berhubungan intim, obat pnambah gairah, hingga posisi bercinta. Sebab, bila tidak, risikonya fatal dan membahayakan kesehatan pasien, jelas dr. Hudi.

Perhatikan Rambu Rambunya
Agar kehidupan seksual tetap terjaga, dr. Hudi, membeberkan hal yang wajib di perhatikan oleh masing masing pasien diabetes, stroke, jantung koroner, hipertensi, kolestrol, pada saat berhubungan intim dengan pasangan. Tak hanya aman bagi pasien, cara ini juga membuat aktivitas seksual terasa nyaman.

*jantung koroner
Layaknya olahraga, aktivitas bercinta juga membutuhkan tenaga cukup besar. Untuk itu, sebelum berhubungan intim, pasien jantung koroner sebaiknya mencari tau dulu seberapa besar tenaga yang di miliki lewat berlari di treadmill. Apabila kemampuan jantung hanya mencapai angka 2,5 metz, pasien jantung koroner sebaiknya berada di bawah pasanganya dan menjadi pihak yang pasif. Tetapi jika kemampuan jantug mencapai 3,2 metz, posisi pasien boleh berada di atas, tetapi disertai gerakan minim tenaga.

Selain itu, perhatikan juga kondisi tempat berhubungan intim, pilih ruangan yang memiliki suhu yang tidak terlalu panas ataupun dingin. Menurut dr. Hudi, suhu ruangan harus membuat pasien daan pasangan sama sama merasa nyaman. Selain itu, suhu ruangan yang terlalu panas atau dingin bisa memicu detak jantung menjadi lebih cepat. Penderitaa jantung koroner yang aktif mengonsumsi obat obatan jenis nitrat sebaiknya tidak mengonsumsi obat penambah gairah dalam waktu bersamaan. Beri jeda setidaknya 8 jam untuk mengonsumsi masing masing obat. Sebab bila di konsumsi secara bersamaan atau dalam waktu berdekatan, pembulu darah akan terbuka sangat lebar, sehingga menyebabkan tekanan darah pasien akan menurun drastis.

Pasien penderita jantung koroner tidak diperbolehkan berhubungan intim dengan orang yang bukan pasanganya. Dalam hal ini, bukan alasan moral yang menjadi penyebab larangan ini, tapi murni kesehatan. Bercinta dengan orang yang bukan pasangan akan membuat pasien jantung koroner merasa lebih bergairah. Akibatnya, pasien pun membutuhkan energi yang jauh lebih besar, jelasnya.

*diabetes
Penurunan fungsi seksual memang menjadi kekawatiran tersendiri bagi pasien dengan penyakit diabetes, baik wanita maupun pria. Pada pria ada 2 difungsi seksual yang bisa terjadi. Pertama, difunsi ereksi, yang menyebabkan pria tak mampu mempertahankan kemampuan ereksi saat melakukan penetrasi. Kedua, retrograde ejaculation yang berkaitan  dengan kondisi masuknya cairan semen kedalam kemih bukanya keluar dari ujung penis. Sedangkan pada wanita, penyakit diabetes  menyebabkan cairan  lubrikasi pada vagina melambat, sehingga menyebabkan  pasien kesulitan mencapai orgasme. Khusus pada wanita, tingginya gula darah menyebabkan munculnya jamur di area vagina, yang berlanjut dengan rasa gatal di area tersebut, kondisi ini memengaruhi orgasme.

Agar kepuasan bercinta tercapai, pasien harus terlebih dahulu menjaga kesetabilan gula darah melalui diet membatasi konsumsi gula dan olahraga secara teratur. Khusus bagi pasien yang mengonsumsi hormone insulin, aktivitas seks harus dilakukan lebih hati hati, terutama bila tubuh mengalami keringat dingin.

gairah bercinta

*stroke
Tenaga yang dibutuhkan untuk berhubungan intim setara dengan olahraga di treadmill, yakni dengan berjalan cepat ( 2 langka dalam waktu 1 detik ) selama dalam 30 menit atau naik tangga menuju satu lantai. Jadi apabila, pasien mampu melakukan salah satu aktifitas  itu tanpa kewalahan, itu tandanya ia mampu berhubungan seks.

Meski begitu, menurut dr. Hudi, pasien stroke harus mengecek tekanan darah sebelum bercinta. Karena, tekanan darah yang  naik mengakibatkan sesak napas. Dalam kondisi demikian, kegiatan bercinta sebaiknya ditunda dulu. Sebab hal itu justru memperparah stroke.
Selain itu, pasangan penderita stroke juga harus memahami jenis – jenis stroke. Ada stroke yang melumpuhkan organ  berbicara ataupun organ gerak. Jenis stroke yang mereka derita menentukan posisi bercinta.

Menurut dr. Hudi, aktivitas seks tidak melulu berarti hubungan fisik antara dua individu semata. Bercinta  merupakan  intim dan erat antar pasangan. Kegiatan seperti membelai, meraba, menyentuh area sensitive pasangan dengan mesra juga merupakan bagian dari aktifits seks yang juga dapat memproduksi hormone endorphin. Bila dilakukan dengan tepat, penderita stroke pun dapat mencapai orgasme.  

*hipertensi
Sama halnya dengan penyakit penyakit lainya. Pahami kondisi tubuh sebelum melakukan hubungan seksual. Seperti halnya olahraga, aktivitas bercinta sudah tentu memacu naiknya tekanan darah. Bila tekanan darah naik secara drastic akibat aktivitas berat dalam waktu singkat pembulu darah dapat pecah dan dapat mengakibatkan stroke. Jika tekanan darah diatas angka 200, maka penderita hipertensi tak dianjurkan berhubungan seks. Tetapi, bila tekanan darah masih sekitar150/90, maka penderita hipertensi masih dibilang aman untuk melakukan hubungan intim. Sebelum bercinta, pastiakn tekanan darah dalam keaadaan stabil. Untuk menghindari tekanan darah naik secara tiba tiba, lakukan pemanasan yang cukup. Lalu, akhiri aktivitas bercinta dengan cooling down berdua.

*kolestrol
Pada pria, penyakit kolestrol dapat menyebabkan difungsi ereksi yang di sebabkan kacaunya pembulu arteri dan terbatasnya aliran darah pada penis akibat tumpukan kolestrol. Sedangkan pada wanita, penyakit ini menyebabkan pasien sulit terangsang karena aliran darah sekitar pinggul terhambat oleh akumulasi kolestrol dalam arteri.

Konon kondisi iini dapat di atasi dengan mengonsumsi obat statin. Dokter Hudi juga berpendapat, konsumsi obat statin sesuai dosis tidak berakibat buruk pada kehidupan seks penderita kolestrol dan pasanganya. Tetapi, bila dikonsumsi secara berlebihan, obat ini malah bisa menyebabkan menurunya libido. Untuk itu, penderita sebaiknya melakukan diet rendah kolestrol lemak jenuh meningkat. Berdiet secara disiplin akan membantu pasien mendapatkan kembali kepuasan bercinta, termasuk, menjaga stamina untuk bereksperimen dengan berbagai posisi bercinta.







                                                     =SEKIAN DAN TERIMAKASIH=


0 komentar:

Post a Comment

terima kasih telah berkunjung di blog ini,berkomentarlah dengan sopan.