Heran jika banyak orang rela’menyiksa’diri dengan beragam
pilihanmetode diet yang mereka jalani. Beberapa selebritas memperkenalkan 3
cara baru berdiet yang mereka klaim aman dan efektif. Benarkah? Emilia E. Achmadi,MS,RD,
dari Healthy Lifestyle program menjelaskan apa yang harus di perhatikan dalam
menjalani pola diet ala selebritas.
ObsessiveCorbuzier’s
Diet (OCD)
Diperkenalkan oleh mentalist deddy corbuzier cara diet ini
sekstika menjadi hits sekali gus menjadi kontroversi para ahli gizi. Deddy
sendiri menyebutkan OCD sebagai cara hidup, bukan semata pola makan.
Metode diet OCD ini mirip puasa berjeda. Ada tenggang waktu
selama 8,6,atau 4 jam dalam sehari untuk makan, setelah lewat jam itu haruslah
berpuasa, sekali pun masih diperbolehkan minum air putih atau mengonsumsi
apapun yang tidak mengandung kalori. Deddy menamai priode ini sebagai jendela
makan, makanan apapun boleh di konsumsi tanpa pantangan.
Setelah sanggup menjalankan puasa denga ‘jendela makan’ 4
jam. Deddy selanjutnya menyarankan berpuasa 24 jam penuh,selama (maksimal) tiga
kali dalam seminggu. Ini berarti makan hanya sekali di jam tertentu, dan
kembali makan pada jam yang sama keesokan harinya.
Ia juga merekomondasikan untuk tidak langsung makan pagi
setelah bangun tidur, melainkan menunggu hingga minimal tiga jam setelahnya.
Menurutnya, makan pagi hanya menghambat kesempatan membakar lemak ketika tubuh
mulai beraktivitas kembali di pagi hari.
Pola puasa berjeda seperti ini harus di sikapi dengan hati
hati. Ibarat sebuah mesin, tubuh manusia, yang memiliki fungsi fisik maupun hormon
, membutukan asupan makanan yang konsisten sebagai sumber energi baru. Adanya jendela makan pada akhirnya akan membatasi asupan tersebut,
apalagi rentang waktunya kemudian makin memendek, sehingga kalori yang di
konsumsi pun makin lama akan makin berkurang.
Lama waktu berpuasa yang berpareasi muklai dari 16 hingga 24
jam, sebetulnya menjadi salah satu kelebihan metode ini, karena memaksa orang
untuk tidak makan atau ngemil tidak terkontrol di luar jam makan. Bagi orang
yang sulit mengatur pola makan, teknik ini akan mendisiplinkan jam makan
mereka.
Sayangnya, pola makan ini tidak mempunyai panduan dalam
mengatur jenis makanan yang masuk. Akibatnya,
orang yang menjalankanya tidak memperbaiki pola makan mereka. Mereka
hanya mempertimbangkan kalori Tanpa memperhitungkan keseimbangan gizi.
Kekurangan asupan nutrisi penting yang di butuhkan tubuh adalah konsekuensinya.
Emilia juga tidak menganjurkan untuk tidak melewatkan
sarapan sebagai bagian dari pola makan. Sebab, setelah tidur selam sekitar 8
jam, kadar gula darah dalam tubuh akan rendah. Ketika sumber gula darah yang baru tidak segera di dapat,
tubuh akan memperoduksi hormon ghrelin yang mendorong hasrat kita untuk mencari
sumber makanan tinggi gula dan lemak secara kalap.
Saat kebutuhan nutrisi dalam kondisi ini di penuhi dengan
makanan berkalori tinggi. Gula darah akan cepat naik, tetapi juga akan cepat
turun, jika ini berlangsung terus menerus, bukan saja berat badan yang tidak
terkontrol, tapi juga gula darah. Ketidak seimbangan gula darah ini membuat
tubuh berpotensi menderita diabetes mellitus setelah menginjak usia 40 tahun keatas.
Pola makan seperti ini, Emilia menilai, tidak cocok di
lakukan semua orang, melainkan hanya untuk mereka yang memiliki kebutuhan
spesifik, misalnya harus menurunkan berat badan secara drastis atau membentuk
otot dan berada di bawah pengawasan ahli nutrisi. Orang orang denagn penyakit degenerative
seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, anak anak dalam masa
pertumbuhan,serta wanita hamil dan menyusui. Dilarang melakukan pola makan ini.
Orang yang kelebihan berat badan umumnya banyak mengonsumsi
karbohidrat, dan memiliki simpanan lemak berlebih. Nah, untuk membakar lemak
lebih itu, asupan karbohigrat dapat di hentikan sementara dang anti dengan
asupan nutrisi yang meningkatkan metabolism, yaitu protein. Namun, orang dalam
kondisi kesehatan rata rata tidak perlu menjalani pola makan tinggi protein
seperti Dukan Diet.
Selain itu, menurut Emilia, sebuah pola makan seharusnya
tidaklah eksklusif atau memilah mila makanan. Konsumsi makanan hewani maupun
nabati haruslah seimbang sesuai dengan kebutuhan aktivitas tubuh. Pola makan
yang mengharuskan konsumsi protein hewani saja sebagai asupan utama juga
membutuhkan biaya yang besar, sehingga tidak bisa terjangkau semua orang.
Pola makan dengan asupan protein yang terlalu tinggi pada
giliranyajuga akan menggangu pencernaan. Ketika seseorang hanya mencerna bahan
makanan hewani, enzim dan flora di usus akan memproduksi gas yang diantaranya
berbasis nitrogen, ammonia, dan sulfide, sehingga menimbulkan bau mulut. Dalam
Dukan diet, kondisi bau mulut di oandang sebagai bertanda baik terkait turunya
berat badan.
Emilia mengingatkan bahwa Dukan Diet hanya focus pada
penurunan berat badan semata, tapi tidak memikirkan kondisi system pencernaan.
Hal ini menujukan bhwa pola makan ini bukan pola makan sehat.
Pola makan seperti Dukan Diet bisa dibilang hanya sebuah
pola makan incidental untuk tujuan tertentu, bukan untuk secara jangka panjang.
Dukan Diet lebih cocok disebut treatment, ketimbang diet yang seharusnya bisa
dilakukan seumur hidup.
=SEKIAN DAN TERIMAKASIH=
0 komentar:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung di blog ini,berkomentarlah dengan sopan.